Penalaran
induktif merupakan prosedur yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil
pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru
yang bersifat umum.
SILOGISME
Silogisme
adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun
dari dua proposisi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan).
Berdasarkan
bentuknya, silogisme terdiri dari:
Silogisme Kategorial
Silogisme
kategorial adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan kategorial.
Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat
dibedakan menjadi premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan
premis minor ( premis yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan diantara
kedua premis tersebut adalah term penengah (middle term). Contoh:
·
Semua
tumbuhan membutuhkan air. (Premis Mayor)
·
Akasia
adalah tumbuhan (premis minor).
·
Akasia
membutuhkan air (Konklusi)
Silogisme
Hipotetik
Silogisme
hipotetik adalah argumen yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik,
sedangkan premis minornya adalah proposisi katagorik.
Contoh:
Jika
hujan saya naik becak.(mayor)
Sekarang
hujan.(minor)
Saya
naik becak (konklusi).
Silogisme
hipotetik yang premis minornya mengakui bagian konsekuennya.
Silogisme
Alternatif
Silogisme
alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi
alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah
satu alternatifnya. Kesimpulannya akan menolak alternatif yang lain.
Contoh:
Nenek
Sumi berada di Bandung atau Bogor
Nenek
Sumi berada di Bandung.
Jadi,
Nenek Sumi tidak berada di Bogor.
Entimen
Silogisme
ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun
lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan kesimpulan.
Contoh
entimen:
1.
Dia
menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam sayembara itu.
2.
Anda
telah memenangkan sayembara ini, karena itu Anda berhak menerima hadiahnya.
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar